Konsep Wadah telah merevolusi cara perangkat lunak dikembangkan dan digunakan. Ini telah menjadi alat penting bagi para insinyur DevOps untuk mencapai waktu pengiriman yang lebih cepat, skalabilitas yang lebih besar, dan pemanfaatan sumber daya yang lebih baik. Namun, ada situasi di mana Wadah mungkin bukan pilihan terbaik. Dalam artikel ini, kami mengeksplorasi mengapa melewatkan kontainer merupakan ide bagus untuk meningkatkan waktu pengiriman.
Wadah adalah lapisan abstraksi yang menawarkan lingkungan enkapsulasi untuk menjalankan aplikasi perangkat lunak. Mereka populer karena menyediakan lingkungan yang sama di setiap tahap siklus hidup pengembangan perangkat lunak, mulai dari pengembangan hingga pengujian hingga produksi. Mereka membantu menyederhanakan proses penerapan, karena pengembang dapat mengemas aplikasi beserta dependensinya ke dalam satu wadah. Ini adalah wadah yang berisi semua yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi.
Kontainer telah mendapatkan popularitas karena portabilitasnya. Pengembang dapat membuat dan menerapkan kontainer pada platform apa pun yang mendukung runtime kontainer, seperti Docker. Fitur ini memudahkan pemindahan aplikasi di antara lingkungan yang berbeda, baik dari laptop pengembang ke server produksi atau dari satu penyedia cloud ke penyedia lainnya. Kontainer menghemat waktu karena memungkinkan pengembang untuk menulis kode, memindahkannya ke kontainer, dan menerapkannya tanpa mengkhawatirkan infrastruktur yang mendasarinya.
Namun, ada kasus di mana melewatkan wadah bisa menjadi solusi yang lebih baik. Berikut adalah beberapa contoh di mana menghindari wadah bisa masuk akal.
1. Aplikasinya kecil dan sederhana
Kontainer menyediakan lingkungan yang konsisten untuk menjalankan aplikasi, tetapi ada biayanya. Kontainer menambahkan lapisan abstraksi ekstra, yang menghabiskan sumber daya tambahan dari sistem host, seperti memori, CPU, dan penyimpanan file. Untuk aplikasi kecil yang tidak memiliki dependensi kompleks, melewatkan container dapat menghemat waktu karena aplikasi dapat berjalan tanpa memerlukan penyiapan tambahan. Dalam aplikasi kecil, pengembang dapat langsung menerapkan kode pada sistem target tanpa kontainer.
2. Kurangnya keterampilan kontainerisasi
Untuk menggunakan wadah, tim pengembangan harus memiliki keterampilan yang diperlukan untuk membuat, menguji, dan menerapkan aplikasi dalam wadah. Tim harus memiliki keahlian dalam alat seperti Docker, Kubernetes, dan orkestrasi wadah. Jika tim tidak memiliki keterampilan, perlu waktu untuk melatih mereka, yang dapat menunda penempatan. Dalam hal ini, melewatkan wadah bisa menjadi pilihan yang lebih baik karena tim pengembangan dapat fokus pada penulisan kode daripada mempelajari alat baru.
3. Biaya infrastruktur
Kontainer telah mengurangi biaya infrastruktur dibandingkan dengan mesin virtual tradisional. Namun, jika organisasi menjalankan aplikasi dengan lalu lintas rendah, biaya tambahan yang disertakan dengan orkestrasi kontainer dapat lebih besar daripada manfaatnya. Dalam kasus seperti itu, akan lebih mudah untuk menghindari wadah dan memilih pendekatan yang lebih sederhana.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa melewatkan wadah dapat masuk akal dalam skenario tertentu. Namun, penting untuk dicatat bahwa wadah masih memainkan peran penting dalam sebagian besar proyek pengembangan perangkat lunak. Mereka membuat proses penerapan lebih efisien, lebih aman, dan dapat diskalakan.
Kesimpulan
Kontainer adalah alat penting untuk waktu pengiriman yang lebih cepat, tetapi ada kasus di mana melewatkan kontainer bisa menjadi keputusan yang bijak. Aplikasi kecil yang tidak memiliki dependensi kompleks, kurangnya keterampilan containerisasi, dan biaya infrastruktur adalah beberapa alasan untuk menghindari penggunaan container. Melewatkan wadah dapat menghemat biaya yang terkait dengan mempelajari alat baru, dan mengurangi beban biaya pengelolaan wadah. Namun, perlu untuk mengevaluasi pro dan kontra dari containerisasi sebelum mengambil keputusan.
Komentar
(0)